Sabtu, 05 Maret 2011

BIOLOGI DAN PENDIDIKAN JASMANI


A.    Latar Belakang
Pendidikan jasmani didasarkan atas fakta-fakta dan asas-asas ilmu pengetahuan. Dengan demikian program pendidikan jasmani yang dikembangkan adalah hasil pengetahuan yang sistematik yang didasarkan atas verifikasi hukum-hukum yang berlaku umum. Pengetahuan ini mencakup berbagai bidang seperti aspek, fisik manusia, psikologi, sosiologi dan berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan. Tujuan pendidikan jasmani adalah mengembangkan anak-anak muda untuk menikmati hidupnya dengan bersemangat, bergembira dan memikat. Untuk tujuan tersebut perlu diketahui segala sesuaatu tentang individu, bagaimana fungsi fisik tubuhnya, bagaimana ia belajar, mengapa ia berbuat sesuatu, hubunganya dengan orang lain, masyarakat dan dunia, di mana ia menjadi bagian dari padanya.

B.     Dasar Biologik Hidup Manusia
Sel tubuh manusia adalah dasar biologic hidup manusia. Tubuh manusia diawali dengan sebuah sel dan sebagai akibat dari pembagian dan pembagian lagi secara terus menerus, terbentuklah beribu-ribu sel. Sel-sel terbentuk dalam unit-unit yang berfungsi sebagai sistem organ tubuh. Setiap bagian tubuh terdiri dari sel-sel. Otak, limpa, lambung, termasuk lengan dan tungkai kaki. Diperkirakan bahwa ada empat ratus milyar sel dalam tubuh dan hampirlima juta sel pada setetes darah.
Sel-sel tubuh itu hidup, membutuhkan makanan dari oksigen serta membuang sampah makanan. Agar dapat tetap hidup, organ memerlukan makanan dan oksigen dan harus membuat sampahnya.
Otot-otot tubuh terdiri dari sel-sel. Melalui suatu proses sel-sel otot berkembang menjadi struktur-struktur yang sederhana hingga kompleks. Sel-sel menjadi “beragam” dan sebagian menjadi darah yang berfungsi sebagai pengangkut makanan dan oksigen ke seluruh tubuh serta membuang sampahnya. Terjadilah sistem ekskresi, pencernaan, respirasi dan sirkulasi. Sistem tersebut berkembang untuk memenuhi kebutuhan yang dirangsang dan dipacu oleh otot-otot. Jadi sistem otot mengembangkan semua sistim lainnya. Kerja otot meningkatkan kapasitas individu untuk unjuk kerja.

C.    Susunan Tubuh Manusia
Tubuh manusia merupakan mesin yang sangat rumit, yang perlu dikuasai oleh setiap pendidik jasmani. Mempelajari pendidikan jasmani harus mengkaji tubuh manusia sampai bagian yang sekcil-kecilnya. Pembahasan berikut hanyalah garis besar dari beberapa aspek yang mempunyai implikasi bagi kajian pendidikan jasmani.

1.      Tulang Kerangka
Tulang kerangka tubuh manusia dapat diumpamakan sebagai kerangka konstruksi sebuah bangunan. Kerangka menunjukan garis-garis dasar bangunan, ukuran, bentuk, potongan dan penampilan bangunan. Tulang berfungsi demikian pula bagi tubuh manusia. Tulang adalah kerangka yang melindungi berbagai sistem tubuh.
Tulang-tulang orang yang sudah tua berbeda dengan tulang-tulang anak-anak. Ia lebih mudah retak, lebih mudah patah dan lebih lamban sembuh. Pada anak tulang lebih lentur dan lebih dapat dibengkokan. Ini berakibat bahwa postur tubuh anak dapat tidak normal bila terlalu lama ada kebiasaan cara duduk atau cara berdiri yang salah.
Persendian memungkinkan tubuh bergerak. Pada dasarnya ada dua macam persendian yang harus mendapat perhatian secara khusus, sendi engsel dan sendi putar. Contoh sendi putar adalah bahu dan pangkal paha, sedang sendi engsel pada siku, lutut, dan jari jemari. Sendi-sendi sangat penting bagi gerak. Perlu diperhatikan kerja sendi pada berbagai bentuk aktivitas gerak dan perlu pula dilatih untuk memperkuat persendian tersebut.

2.      Otot-otot
Otot-otot menggerakan tubuh, karena itu perlu diketahui bagaimana komposisi dan kerja otot. Dengan mempelajari anatomi dan kinesiology akan diketahui secara rinci bagaimana otot memungkinkan lokomosi, member bentuk pada tubuh, menghasilkan panas tubuh, dan memungkinkan perpanasan sirkulasi serta gerakan-gerakan vital lainnya.
Ada dua hal yang harus diketahui tentang otot, yaitu tonus otot dan mervasi resirpokal. Tonus otot adalah kerutan parsial (partial) yang konstan dari otot tubuh. Ini sangat esensial bagi postur yang baik dan bagi efisiensi fungsi sistem organ-organ. Kerutan ringa atau kontraksi parsial memungkinkan reaksi yang sangat cepat terhadap rangsang. Dengan demikian kontrkasi otot dan menghemat energy. Tonus otot sangat esensial bagi kesehatan tubuh. Inervasi resiprokal mengavu pada peran otot antagonistic untuk koordinasi gerakan. Asas ini didasarkan pada teori bahwa jika sekelompok otot berkontrasi untuk suatu gerakan, otot-otot antagonistic melepasnya hingga gerak yang terjadi menjadi terkoordinasi, lancar dan ritmik. Contoh yang baik dari asas ini adalah gerakan fleksi lengan. Ketika bisep berkontraksi, otot antagonistiknya mengendur dan terjadi gerakan yang mudah dan bebas. Seorang pemula dalam permainan seringkali bergerak kaku dan tidak terkoordinasi karena otot-otot antagonistic tidak rileks yang berakibat gerakan tidak mudah dan tidak bebas. Koordinasi antara kelompok otot belum terbentuk.

3.      Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi mengangkut makanan dan oksigen dan membuang sampah. Unsure-unsur tersebut diangkut dengan darah melalui sistem pembuluh darah. Darah terus mengalir sebagai akibat dari denyut jantung.
Ada dua macam pembuluh nadi yang membawa darah dari jantung dan vena sebagai pembuluh darah balik ke jantung. Nadi terbagi-bagi semakin kecil, disebut kapiler yang berhubungan dengan sel-sel. Kapiler bersatu dengan vena dan dengan vena lainnya semakin membesar mengantar darah kembali ke jantung. Jantung mempunyai empat ruang dua serambi dan dua kamar di bawah. Vena mengirim dari ke seramb, di ujung serambi berkontraksi mendorong darah masuk ke kamar. Kamar berkontraksi mendorong darah ke seluruh bagian tubuh. Setelah itu jantung sejenak beristirahat untuk kemudian mengulangi proses tadi. Ada dua macam katup antara serambi dan kamar dan dua lagi pada lubang arteri. Katup mencegah darah mengalir balik kembali.
Darah mengikuti arah tertentu melalui jantung. Bagian sebelah kanan jantung mengirim darah ke paru-paru tempat darah menyerap oksigen dan kembali ke bagian sebelah kiri jantung. Di sebelah kiri darah didorong masuk arteri dan ke seluruh tubuh. Setelah menyampaiknya ke sel-sel dan mengambil sampah, darah kembali ke bagian sebelah kanan jantung. Seluruh proses berlangsung kurang dari satu menit.
Komposisi darah menarik untuk diperhatikan. Caranya disebut plasma. Di dalam plasma terdapat berjuta-juta sel darah merah dan sel darah putih. Sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke sel-sel di seluruh tubuh. Dan sel darah putih membunuh benih penyakit yang masuk dalam tubuh. Kira-kira Sembilan per sepuluh dari darah adalah plasma dan sisanya merupakan larutan makanan dan yang lainnya berbagai material seperti sampah. Dinding kapiler sangat tipis dan apabila darah melewatinya plasma melepaskan diri dan menjadi lymph mengelilingi sel-sel. Sampah masuk ke dalam darah melalui lymph. Lymph bertindak sebagai perantara antara sel dan darah, mengantarkan masuk makanan dan oksigen ke dalam dan mengambil sampah untuk diteruskan ke darah. Selain kapiler-kapiler darah terdapat pula kapiler-kapiler limpa yang mengambil limpa kotor dari sel-sel untuk dibawa ke darah.
Mesin penggerak sistem sirkulasi adalah jantung. Ia bekerja terus menerus siang malam dan sangat esensial bagi hidup. Karena itu ia harus dilindungi terhadap benih-benih penyakit yang dapat mengganggunya. Latihan harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu, jangan diberikan yang terlalu berat bagi jantung. Hal itu terutama bagi mereka yang sudah tua. Meskipun perlu diingat jantung adalah otot dan otot akan semakin kuat apabila bekerja. Ia mempunyai implikasi bagi guru pendidikan jasmani dalam menentukan latihan bagi anak-anak sekolah, jika jantung anak itu normal dan sehat, ia tidak dapat cidera karena latihan. Ada bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pendapat ini. Hal tersebut tidak berarti guru pendidikan jasmani tidak harus memperhatikan riwayat kesehatan anak dan berkonsultasi dengan dokter., apakah anak pernah menderita demam rematik atau gangguan jantung lainya yang dapat membahayakan bila diberi latihan. Lebih lanjut guru pendidikan jasmani harus mempertimbangkan bahwa meskipun jantung anak yang normal tidak akan terganggu karena latihan, latihan-latihan berat dapat merusak bagian tubuh lainnya selain jantung. Umpamanya, kelelahan yang berlebihan implikasinya adalah kesehatan emosional anak.



4.      Sistem Respirasi
Sistem respirasi terdiri dari pembuluh-pembuluh udara yang berhubungan dengan bermilyar-milyar kantung tembus udara mikroskopik dalam paru-paru mempunyai dua fungsi utama, mengambil oksigen untuk tubuh dan menyerahkan karbon dioksida.
Tentang oksigen, tubuh tidak menyimpan persediaan. Oksigen tidak dapat ditumpuk, ia harus diserap pada waktu diperlukan. Tubuh mengambil oksigen setiap saat, siang dan malam. Jika organisme berhenti bernapas, ia akan mati dalam beberapa detik. Karbon dioksida dikeluarkan melalui sistem respirasi. Ia terbentuk di dalam sel dan diangkut darah ke paru-paru dan dikeluarkan ke luae.
Rongga dada tempat paru-paru dan jantung, dilindungi sterum, atau lubang dada, dan tulang iga. Waktu bernapas, tulang iga naik ke atas sambil mengembang keluar dan diapraghma terdorong ke bawah. Udara masuk ke dalam paru-paru  melalui trakea yang tetap terbuka dengan cincin cartilage. Trachea bercabang, masing-masing masuk ke paru-paru. Dalam paru-parun cabang membagi diri dan membagi lagi seterusnya dan berakhir dalam kantung-kantung udara. Cabang-cabang trakea disebut tabung-tabung bronchi. Dinding kantung udara sangat tipis dan darah mengalir ke dalamnya melalui kapiler. Oksigen masuk ke dalam darah melalui dinding kantung udara. Karbon dioksida melalui kantung keluar dari paru-paru. Udara di paru-paru memberikan oksigen dan mengambil karbon dioksida.
Satu hal yang penting bagi guru pendidikan jasmani mengenai sistem respirasi sehubungan dengan tugasnya. Latihan mengambil napas tidak menguntungkan bagi tubuh manusia. Kenyataan fisiologik adalah bahwa oksigen tidak dapat disimpan untuk dipakai kemudia akan tetapi selalu diambil pada waktu diperlukan. Sistem respirasi menyerahkan oksigen yang secukupnya selama aktivitas yang normal untuk keperluan tubuh. Jumlah oksigen yang dipakai sel ditentukan oleh keperluan jaringan dan bukan oleh persediaan oksigen. Selain itu terapi korektif, latihan pernapasan tidak berguna bagi tubuh manusia.

5.      Sistem Syaraf
Sistem syaraf adalah “boss” dari tubuh manusia. Ia mengeluarkan perintah-perintah dan menatur serta mengawasi segala sesuatu yang dikerjakan organism. Ia mengawasi oragan-organ dan bagian lain yang dikerjakan organism. Ia mengawasi oragn-organ dan bagian lain dari tubuh, bertindak sebagai organ dari otak, menatur suhu tubuh, sekresi zat pencernaan dan ekskresi sampah, menatur setiap gerakan yang dibuat. Sistem syaraf terutama terdiri dari otak spiral cord, syaraf yang keluar dari otak dan spinal cord ke berbgai bagian tubuh dan ganglia atau masa jaringan abu-abu yang terdapat dalam oragan tubuh bagian dalam.
Unti dasar dari sitem syaraf, sel syaraf atau neuron, terdapat di berbagai bagian sistem syaraf dan terutama di otak dan spinal cord. Warnanya abu-abu. Melalui neuron pesan-pesan diantar antara nesepuor atau sel-sel penerima rangsang kepada efektor atau sel-sel yang bereaksi terhadap rangsang, seperti otot atau kelenjar. Serabut-serabut syaraf yang menghubungkan sel-sel syaraf dengan berbagai bagian tubuh warnanya putih, abu-abu di tengah, dan merupakan alat pembawa pesan dan rangsang. Inti abu-abu dari serabut adalah cabang dari sel syaraf.
Ada tiga macam neuron dalam sistem syaraf: pertama, neuron sensorik, kedua, neuron motorik, dan ketiga, neuron perantara.
Neuron sensorik atau aferen mengantar rangsang ke dalam sistem syaraf sentral. Rangsang-rangsang syaraf ini dapat dating dari kulit, mata, hidung atu berbagai bagian lain dari tubuh ke otak. Rangsang-rangsang ini penting untuk merasakan, melihat, mendengar dan untuk memahami kondisi tubuh sepanjang waktu. Neuron mototrik atau eferen mengirim pesan dari spinal cord ke otot-otot dan karenanya otot-otot bekerja. Neuron perantara sepenuhnya ada di dalam sistem syaraf sentral dan tidak mempunyai kontak dengan luar.
Otak, bagian yang vital dari sistem syaraf, bertempat di dalam rongga kepala. Otak terbagai tiga, pertma disebut serebrum, bagian terbesar dari otak. Lapisan abu-abu bagian luar serebrum, disebut korteks, adalh lapisan inteligensi. Korteks berpikir dan merasa, menentukan apa yang hendak dilakukan dan memerintah seluruh tubuh. Bagian kedua serebrum, ada di bawah lekukan lembaran belakang serebrum. Serebllum membantu mengendalikan lokomosi otot dan keseimbangan. Bagian ketiga medulla oblongata, adalah ujung sebelah atas spinal cord yang membesar dan terdiri dari bagian-bagian besar dari fiber-fiber yang menghubungkan berbagai bagian tubuh dan otak, sebagaian fiber motorik dan sebagian lainnya fiber sensorik. Medulla memiliki pula pusat-pusat yang mengatur jantung dan paru-paru. Jika medulla cedera, akibatnya adalah kematian. Jantung tidak berdetak dan pernapasan berhenti.
Sistem syaraf mengatur tubuh yang untu sebagian terbesar tidak disadari. Ini disebut aktivitas reflex. Contoh reflex umpamanya terlihat bila seseorang dipukul pada bagian sebelah bawah lutut. Tanpa dikendali tungkai kaki akan bergerak ke atas. Praktis semua pengaturan organ-organ internal berlangsung secara reflex. Kesemuanya merupakan reflex alami yang merupakan satu kesatuan dan organism.
Reflex lainnya, yang tidak sama dengan yang alami, adalah reflex yang dapat dikembangkan melalui latihan. Seorang perenang tidak memikirkan bagaimana ia harus berenang, bagaimana ia menggerakan lengannya atau kakinya pada renang gaya bebas. Semua gerakan dilakukan otomatik sebagai hasil latihan. Bagian penting dari pendidikan adalah mengembangakan reflex semacam ini.
Kesegaran jasmani yang tinggi tidak dapat di capai semata – mata hanya dengan latihan aaktivitas fisi, teteapi harus pula memprhatikan hal – hal seperti di bawaah ini :
  1. pemeriksaan kesehatan secara berkala, imunisasi terhadap penyakit menular dari perlakuan pemeliharaan tubuh oleh dokter apabila diperlukan.
  2. gizi yang memadai, ‘’ siapa anda, tergantung  dari apa yang anda makan”. Mmakanan dengan nilai gizi yang baik dan di makan dalam jumlah secukupnya.
  3. pemeliharaan gigi, kesehatan mulut merupakan hal yang esensial bagi kesegaran jasmani. Ini berarti perlu pemeriksaan gigi secara berkala, pemeliharaan gigi yang rusak dan terpeliharanya fungsi mengunyah dari gigi.
  4. latihan – latihan sangat penting, akan tetapi latihan perlu di pilih yanmg sesuai dengan usia kondisi individual dan penerapanny, baik waktu serta intensitasnya.
  5.  pekerjaan – pekerjaan yang cocok dengan minat dan kemampuan serta di lakukan dalam situasi- situasi yang menyenangkan penting bagi kesegaran jasmani.
  6.  rekreasi dan bermain meningkatkan kesegaran jasmani perlu santai dan bermain dan berrekreasi dalam suasana yang menyenangkan dan menenangkan fikiran.
  7. relaksasi dan istirahat. Cukup tidur, istirahat dan relaksasi adalah hal – hal yang pennting bagi kesehatan dan kesegaran jasmani.
 
Komponen kesegaran jasmani terdiri atas :
  1. kekuatan dan daya tahan otot ( strength ). Kekuatan dan daya tahan otot mengacu pada kemampuan seseorang untuk terus melakukan kinerja otot yang di beri bebas kerja. Semua gerak motorik di sebabkan oleh berbagai intensitas dan jumlah kontraksi atau kerut otot. Sejumlah gerak motorik terjadi sesuai dengan propersi jumlah dan intensitas kontraksi. Dalam hal ini, umpamanya pada rangkuh dagu ( chinning ), kekuatan otot merupakan komponen penting dari kesegaran jasmani, karena tingkat penyesuaian kemampuan terjadi sesuai dengan proporsi dari kualitas dan jumlah serabut otot.
kesegaran jasmani dalam kaitan dengan kekuatan otot memerlukan :
a). kualitas dan jumlah serabut otot yang memadai.
b). kemampuan menginerpasi ( mengerahkan ) sejumlah serabut otot yang di perlukan.
c). irama gerak sesuai dngan beban kerja otot.
d). tahanan intemal yang mudah.
e). pola koordinasi yang efesien.
f). efektivitas pengungkit.

  1. daya tahan respirasi kardioveskuler ( endurance ). Daya tahan respirasi kordivaskuler mengacu pada kemampuan seseorang untuk meneruskan kontraksi ( su – maksimum ) yang berlanjut lama, yang mengunakan sejumlah kelompok otot dengan jangka waktu dan intensitas yang memerlukan dukungan peredaran dan pernapasan. Efisiensistem respirasi dan kordioveskuler merupakan komponen penting dalam hidup dan dalam kesegaran jasmani karena: a). otot tidak dapat meneruskan kontraksi tanpa di berikan oksigen, b). oksigen di antar ke sel – sel otot melalui sistem respirasi kordioveskuler. Timgkat adaptasi dalam aktivitas jangka lama sebagian besar tergantung pada sistem ini karena semakin baik sistem respirasi kordioveskuler semakin baik daya tahan kerja otot. Para pelari jarak jauh, umpamanya dapat memompa sirkulasi sebanyak empat sampai lima kali darah tiap – tiap menit dari seseorang yang terlatih biasa saja. Kesegaran aktivitas daya tahan sebagian besar tergantung pada pertandingan jumlah darah yang beredar per menit terhadap kebutuhan oksigen dari tubuh. Seseorang yang memeiliki kesegaran jasmani yang tinggi, dalam kegiatan dengan respirasi sirkulasi menunjukan :
a). volume / menit yang lebih besar ; karenanya lebih banyak oksigen yang diantar ke            sel – sel otot dan pembuangan sisa yang lebih memadai.
b) nadi lebih lambat. Ini memberikan waktu tambahan bagi ventrikel untuk   beristirahat.
c).  tekanan darah lebih rendah sehungga mengurangi waktu bila tekanan mencapai batas fisiologi.
d). permukaan paru – paru yang lebih besar. Hal ini memungkinkan lebih banyaknya oksigen yang berasimilasi dengan darah.
e). jumlah butir darah meraah dan haemoglobin lebih besar, hingga menambah jumlah oksigen yang di angkat ke jaringan.
f). kapasitas redam dan otot lebih besar. Ini memperlambatterjadi kelelahan.

  1. Tenaga otot ( energy ). Tenaga otot adalah kemampuan untuk melepaskan kekuatan otot secara maksimal dalam waktu se singkat – singkatnya, tenaga = kekuatan x percepatan. Kecepatan dan tenaga di kombinasikan sehingga terjadi unjuklaku efektif. Kesegaran untuk aktivitasdemikian seperti sprint, lempar bola, lompat tinggi , sepak bola merupakan komponen ini. Kekuatan dalam tenaga adalah faktor kekuatan dalam unjuklaku manusia. Kecepatan yang relatif pada jangka waktu adalah kemampuan untuk menggunakan waktu sesingkat – singkatnya. Seseorang di sebut bertenaga penuh adalah individu yang memiliki :
a). tingkatkekuatan otot yang tinggi
b) tingkat kecepatan yang tinggi
c) tingkat kemampuan yang tinggi dalam mengintegrasikan kecepatan dan kekuatan otot

  1. Kelentukan ( Flexibility ). Efektivitas penyesuaian seseorang dalam berbagai aktivitas fisik banyak di tentukan oleh tingakat kelentukan tubuh. Kelentukan yang baik, atau rentang gerak yang luas adalah masalah fisiologik dan mekanik. Dalam renang, umpamanya gerak efesien bagi berbagai keterampilan memerlukan tingkat kelentukan yang tinggi. Individu yang memiliki kelentukan yang tinggi menggnakan energi lebih sedikit dibandingkan dengan yang kelentukan yang rendah, yang dengan energi lebih besar mampu atau tidak mampu melakukan keterampilan tertentu. Sudah terbukti bahwa kelentukan berjalan seiring dengan kecepatan dan daya tahan dalam renang. Sejumlah ahli fisiologik berpendapat, bahwa seseorang yang secara fisiologik muda tetapi usianya lebih tua, memiliki derajat kelentukanyang tinggi. Meskipun demikian masalah ini masih memerlikan penelitian lebih lanjit.

  1. Kecepatan ( speed ). Kecepatan adalah kemampuan individi untuk melakukan gerakan yang sama berulang – ulang dalam waktu yang sesingkat – singkatnya. Kecepatan adalah jumlah banyaknya gerakan per unit waktu, umpamanya dalam sprint adalah jumlah gerakan berulang tungkai kaki per unit waktu. Sebagaimana dalam semua unjuk laku fisik, terdapat faktor – faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan. Tenaga otot dan kecepatan sangat terkait erat. Keberhasilan lari cepat tidak dapat di raih tanpa kekuatan otot untuk menggerakan kaki dengan cepat. Kekuatan otot dan kecepatan dengan demikian dapat di pandang sebagai satu kesatuan. Elemen kecepatan terkadang dalam kebanyakan keterampilan atletik, namun tidak sebanyak itu dalam keterampilan seperti basket, sepak bola, baseball dan bola villi.

  1. Kelincahan ( Mobility ). Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah posisi tubuh. Contoh – contohnya dapat diliha seperti dalam sepak bola, basket atau lari gawang. Kelincahan mencakup juga elemn “ menubah arah “ yang merupakan elemen penting dalamberbagai keterampilan olahraga. Kecepatan merupakan elemen lain dalam keberhasilan umjiklaku dari kelincahan. Individu yang mampu mengubah posisi yang satu ke posisi yang lain dengan koordinasi dan kecepatan yang tinggi memiliki kesegaran yang baik daalam komponen kelincahan ini. Dalam beberapa hal kelincahan menyatu dengan tenaga dan daya tahan.


  1. Koordinasi ( Koordination ). Koordinasi adalah kemampuan mengintegrasikan berbagai gerakan yang berlainan ke dalam satu pola tunggal gerakan. Ada beberapa macam persyaratan untuk setiap aktivitas; umpamanya koordinasi terdapat dalam keterampilan bola basket seperti menggiring bola, menangkap bola dan menembak,. Individu yang segar dalam keterampilan ini dalam melakukan setiap fase dari mkeseluruhan keterampilan akan tetepi mampu pula untuk merubah dari pola keterampilan yang satu kepada yang lain dengan cara yang sangat efektif. Drajat kesegaran dalam komponen ini meningakat secara langsung perbandingan tingkat keefektivan perubahan dari satu pola keterampolan yang satu ke yang lainnya. Pada umumnya kemampuan kordinasi mencakup kelincahan, keseimbangan dan kecepatan. Kekuatan dan daya tahan otot yang besar biasanya tidak perlu, kecuali apabila aktivitas koordinasi tersebut di lakukan dalam janngka waktu lama terus menetus. Koordinasi dari pola keterampilan terdapat dalam sebagian besar aktivitas olahraga. Namun demikiandalam banyak keterampilan gerak kehidupan sehari – hari koordinasi juga penting, umpamanya dalam berjalan atau mengemudikan kendaraan.

8.      Keseimbangan (Balance)l. Keseimbangan merupakan kemampuan untuk menguasai gerak alt tubuh. Contohnya seperti dalam tegak tumpu lengan. Banyak sekali keterampilan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi seperti keterampilan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi seperti bersepatu roda., senam lantai. Keseimbangan juga sangat penting dalm kehidupan sehari-hari. Keseimbangan mencegah seseorang jauh bila pola berjalan yang sedang dilakukan terganggu. Keseimbangan berkaitan dengan komponen koordinasi dan dalam beberapa ketrampilan dengan kelincahan

9.      Ketepatan (Accuracy). Ketepatan adalah kemampuan untuk menguasai gerakan terhadap objek tertentu. Objek dapat berupa jarak atau dapat pula berupa kontak langsung dengan bagian tubuh. Yang pertama, umpamanya pada lemparan yang tepat bola base ball, yang kedua dalam meraih sesuatu benda. Ketepatan dalam olahraga umpamanya pada pukulan golf, menembak dalam basket, sepakbola atau menangkap bola lambung dalam baseball. Komponene ini penting dalam kehidupan sehari-hari seperti memarkir mobil, mengemudi di jalan raya dan lain-lain. Ketepatan berkaitan dengan komponen keseimbangan.

G. Dampak latihan
            Hasil kerja otot atau latiham banyak sekali dan sangat beragam. Seseorang yang secara teratur berlatih sesuai dengan keperluannya dan memperoleh kesegaran jasmani dan padanya disebut “terlatih”. Sebaliknya seseorang yang membiarkan ototnya lemas tergantung dan berada dalam kondisi fisik yang buruk disebut “tak terlatih”.
            Sebagai dampak latihan adalah sebagian tercantum dibawah ini
            Dampak terhadap kesehatan otot dan jantung. Terdapat bukti-bukti bahwa otot jantung berkembang  menjadi lebih besar ukurannya dengan bekerja. Dengan membebani jantung untuk bekerja lebih keras melalui aktivitas fisik terjadi hipertofi. Ini adalah kondisi yang sehat, istilah “jantung olahraga” sering kali dipakai untuk menunjukan adanya indikasi patologi atau penyakit karena partisipasi dalam aktivitas fisik. Fisiologi yang menyatakan demikian sudah tentu salah. Sebaliknya, hal tersebut merupakan indikasi bahwa “jantung olahraga” adalah kondisi normak sesuai dengan hukum penggunaan. Hukum fungsionalisasi dalam hal ini dapat dinyatakan : “ sesuatu yang dipakai akan berkembang dan sesuatu yang tidaj dipakai akan atrofi”. Ini berlaku bagi semua otot dari tubuh, karena jantung adalah otot, maka tersebut adalah indikasi kekuatan dan perkembangan jantung.
            Ada kontroversi mengenai hal ini, yaitu apakah jantung akan terganggu karena latihan fisik yang berat. Terdapat kesepakatan umum bahwa anak dengan jantung normal tak akan mengalami kerusakan organ vital ini dengan latihan. Kontroversi terjadi bagi mereka yang berumur 35 atau 40 tahun. Banyak sekali pendukung teori bahwa jantung yang baik dan normak tidak akan targanggu karena latihan. Yang lain menyatakan bahwa beban mendadak dan eksplosif akan merusak . penelitian yang dilakukan oleh para medik,fisiologi, pendidikan kesehatan dan pendidikan jasmani menunjukan bahwa jantung dan sisitem sirkulasi normak menjadi lebih kuat dengan latihan. Meskipun begitu , laporan menyatakan bahwa latihandan pertndingan yang berat jangan dilakukan oleh mereka yang berumur lebih dari 35 tahun kecuali apabila merka melakukannya secara teratur dam memelihara kesegaran jasmaninya.
            Dampak latihan terhadap volume denyut jantung. Hasil penelitian terhadap pelari marathon,para atlit olympiade,disepakati adanya volume darah yang lebih besar setiap denyut yang dipompa keseluruh tubuh dari orang yang terlatih. Orang terlatih dapat memompa 2x lebih banyak darah dari yang tak terlatih.
            Dampak terhadap nadi. Juga sebagai hasil penelitian terhadap para atlit dan lainnya, ternyata bahwa mereka yang terlatih nadinya lebih lambat dari pada yang tidak telatih. Jantung seseorang lebih kambat 6 ampai 8 denyutan bila ia dalam kondisi latihan dibandingkan dengan apabila ia tidak dakam kondisi latihan. Pada kebnyakan atlit, denyut nadi dapat 10,20 sampai 30 lebih lambat dari pada mereka yang hidup santai.
            Sebelum latihan seseorang yang terlatih memiliki denyut nadi yang lebih rendah dari yang tidak terlatih tetapi dalam latihan keduanya meningkat secara proporsional.
            Seseorang yang dalam pemulihan setelah sakit mem,perlihatkan [engaruh latihan terhadap nadinya. Apabila kondisinya membaik dan menjadi lebih segar, nadinya akan menurun. Jika nadinya tidak menurun, itu berarti bahwa kesegaran jasmaninya tidak memperoleh kemajuan.
            Nadi orang terlatih kembali normal dengan lebih cepat setelah latihan dari pada yang tidak latihan. Banyak sekali tes kardiovaskuler yang dirancang berdasarkan ketentuan ini.
                        Dampak latihan pada darah. Asam laktat orang yang terlatih lebih rendah, karena konsentrasi asam darah yang lebioh rendah. Hal ini memungkinan hasil kerja yang lebih besar bagi orang yang terlatih. Asam laktat adalah subtansi yang di tansfer dari glukosa jika otot berkontrasi. Semakin banyak asam laktat semakin dirasakan kelelahan.asam laktat muncul dalam darah bila persendian oksigen berkurang atau tidak mencukupi. Ia melepasakan diri dari otot, dan masuk dalam darah. Sebagian dibuang dalam ginjal. Dampaklain dari latihan selain rendahnya asm laktat adalah berkurngnya tahanan osmotik dari butir darah merah ini mungkin disebsbkan oleh naiknya temperatur tubuh selama kerja otot.
            Dampak latihan pada tekanan darah. Peningkatan tekanan darah pada orang terlatih lebih kecil dari pada yang tidak terlatih. Selanjutnya diketahuii bahwa pada orang yang terlatih kenaikan tekanan darah mencapai 50mm Hg, sedang kenaikan pada orang yang tidak terlatih sebagai perbandingan dapat 125mm Hg. Hubungan antara tekanan darah dengan kerja otot tergantung pada jangka waktu intensitas dan derajat unjuk laku latihan.
            Dampak latihan pada butir-butir darah merah. Terdapat perbedaan pendapat tentang pengaruh latihan terhadap butir darah merah. Namun demikian rupanya ada kessepakatan bahwa setelah latihan sum-sum tulang menjadi lebih merah, menandakan meningkatnya pembuatan darah. Hasil kesepakatan ini kesimpulannya adalah bahwa jumlah butir darah merah bertambah pada orang yang terlatih.
            Orang yang hidupnya santai dan tidak aktif, lalu melakukan latihan berat, akan banyak merusak banyak butir darah merah dan memerlukan beberapa hari untuk pemulihan kembali. Akibatnya adalah anemia dan tak mampu meakukan kerja berat selama beberapa hari. Orang yang terlatih telah mengembangakan sum-sum merah tulangnya. Setiap destruksi butir-butir darah merah dalam waktu tertentu tidak mempengaruhinya karena yang hilang segera digantikan. Pada orang terlatih terdapat keseimbangan antar deduksi dan produksi butti darah merah.
            Dampak terhadap butir darah putih. Dampak terhadap butir darah putihmasih memerlukan penelitian yang lebih menyakinkan. Meskipun demikian jelas bahwa butir darah putih atau leukosit dalam darah bertambah jumlah setelah periode latihan. Walaupun tidak begitu banyak. Peningkatan sel darah putih rupanya bervariasi sesuai dengan intensitas kerja otot.
            Dampak terhadap respirasi. Terdapat bukti-bukti yang menunjukan bahwa ada sejumlah pengaruih latihan terhadap sistem respirasi. Beberapa diantaranya adalah :
  1. Rongga dada menjadi lebih besar ini berlaku pada usia dini, tapi tidak demikian pada usia dewasa.
  2. Terjadi perlambatan pada pernapasan. Bukti-bukti mennjkan bahwa pernapasan orang yang terlatih berkurang hingga enamsampai delapan kali permenit, sedang yang tak teerlatih 18 sampai 20 kali per menit.
  3. Rongga dada menjadi lebih dalam.
  4. Darah menyebar di daerah yang lebih luas untuk menyerap oksigen. Tidak demikian adanya pada orang yang tidah aktif karena sebagian besar dari paru-paru tertutup dari udara yang dihirup waktu bernafas.
  5. Terjadi tarikan napas diaphragmatic yang dalam. Diaphramatic bergerak sedikit saja pada orang yang tidah tarlatih.
  6. Orang yang terlatih mengambil banyak oksigen di udara yang lebih sedikit. Ini terjadi karena bertambahnya kapiler dalam paru-paru hingga bertambah banyak darah yang dapat menyerap oksigen dari udara dalam waktu tertentu, hingga terjadi respirasi ynag lebih ekonomik.
            Dampak latihan terhadap sistem otot. Ada sejumlah keuntungan dari latihan bagi sistem otot.
  1. Sarkolema dari serat otot menjadi lebih kuat dan tebal
  2. Ukuran otot membesar. Serat otot menjadi lebih meski jumlahnya tetap.
  3. Menjadi lebih kuat. Otot perlu di latih agaar menjadi lebih kuat. Cerita tentang si Milo dari crotona, seorang pemuda 17 tahun, berat 75 kg, etiap hari mengangkat seekor sapi yang bertanya 37,5 kg sampai sapi tersebut berbobot 145 kg. Otot pemuda tadi semakin kuat karena digunakan mengangkat sapi yang semakin besar.
  4. Daya tahan otot semakin meningkat. Percobaan menunjukan bahwa otot fleksor jari yang berkontraksi menari ergograp, jumlah kontraksinya meningkat dari 273 sampai 918.
  5. Terjadi perubahan kimia dalam otot. Phosphokreatin, glycogen, subtansi nonnitrogenous dan haemoglobin bertambah, semua membantu oto dalam bekerja hingga lebih efisien.
  6. Rangsang syaraf lebih siap melintas lempeng ujung motorik dalam serat otot.
  7. Kapiler berjumlah besar, sirkulasi darah ke otot semakin membaik.
Perbandingan antara orang terlatih dan tidak terlatih. Orang terlatih ada dalam kondisi kesegaran jasmani yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang hidup samtai dan tidak altif. Jiak dua orang yang satu terlatih dan yang satu lagi tidak, kemudian keduanya mempunyai ukuran badan yang sama dan mengerjakan bahwa yang terlatih mengkonsumsi oksigen lebih sedikit, butir-butir darah merah dan putih pun lebih besar jumlahnya, bernapas lebih tenang. Pembentukan asam laktat lebih rendah dan pemulihannya ke keadaan normal dari nadi dan tekanan darah lebih cepat.Selanjutnya dalam aktivitas yang berat yang tidak dapat berlngsung lama, orang terlatih memiliki daya tahan yang lebih baik, kapisitas konsumsi oksigen lebih tinggi, dan kembali pulih ke keadaan normal dari denyut nadi serta tekanan darah lebih cepat. Hasil latihan lebih adalah organisme yang lebih efisien. Lebih banyak dikerjakan dengan energi sedikit peningkatan diperoleh dalam kekuatan, tenaga, daya tahan, kordinasi dan ketepatan waktu gerak menjadi lebih baik, kesegeran jasmaninya meningkat.

H. Pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja

1.      Perkembangan Usia
Ada beberapa klasifikasi usia, yang biasa dipergunakan adalah usia kronologik, usia ananomic, usia fisiologi dan usia mental.
Usia kronologi adalah usia kalender yang dinyatakan dengan tahun dan bulan. Usia anatomic mengacu pada ossifikasi tukang. Seringkali tulang-tulang kecil pergelangan di pergunsksn untuk itu. Diperlukan pemeriksaan dengan sinar-x untuk menentukan usia anatomic. Kadang-kadang gigi geligi juga dipakai untuk menentukan usia semacam ini. Usia fisiologi dengan masa puber. Ketentuan diambil dari tumbuhnya bulu dewasa pada anak laki-laki dan menstruasi pada anak perempuan. Klasifikasi terakhir adalah usia mental yang ditentukan melalui tes mengenai tingkat penyusaian individu terhadap lingkungan dan mampu memecahkan masalah-masalah tertentu.
Meskipun semuanya penting serta perlu mendapat perhatian. Bagi pendidikan jasmani usia fisiologi harus mendapat sorotan yang utama. Usia fisiologi, lebih dari klasifikasi lainnya, merupakan penentu dalam menyusun progam aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik.

2.      Pertumbuhan fisik dam motorik
                        Karakteristik fisik dan motorik peserta didik selama kanak-kanak, pra sekolah, sekolah dasar dan pada masa adolesen merupakan hal yang sangat menarik dalam pendidikan jasmani. Meyimak karateristik mereka, terlihat bahwa anak-anak adalah individu yang dinamik, yang menginginkan aktivitas. Jenis progam yang dibuat sebagian besar tergantung pada karateristik pertumbuhan dan perkembangan anak.
a.      Masa anak-anak
Selama dalam kandungan, pirtatal, fetus tumbuh dengan cepat. Umpamanya tinggi tumbuh meningkat sampai 45 cm. Setelah lahir, pertumbuhan berlanjut cepat sampai usia dua tahun yang kemudian menjadi lambat. Pada waktu lahir sampai dengan 18 bulan setelah itu, kepada berukuran relatif besar dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya.
Perkembangan berurut dari kepala ke bawah, atau disebut jga cephalocaudal. Lengan berekembang lebih cepat dari pada tungkai kaki. Selama dalam kandungan lengan lebih dulu tumbuh dari pada tungkai kaki. Perkembangan juga terjadi dari sumbu tubuh ke arah ekstrimitas atau disebut proksimodistal. Contohnya, kemampuan menggunakan tangan dimulai dari telapakl tangan kemudian disusul jari-jari tangan. Perhatikanlah apabila bayi diberi bongkah-bongkah kayu ia mendorong-dorongnya dengan telapak tagan sebelum meraihnya dengan jari-jarimya.
Dalam pembahasan arah perkembangan caphalcaudal dan proksimodital, rupanya perlu dipertimbangkam apakah progam pendidikan bagi anak-anak harus ditekankan terutama pada aktivitas otot-otot besar dan pada otot-otot kecil yang berkaitan dengan jari jemari, mata dan sebagaianya. Seringkali keterampilan otot-otot seperti membaca, menulis dan sebagainya dipakai dalam pendidikan terlalu dini hingga menghambat anak untuk melakukan aktivitas yang lebih cocok bagi usianya. Pada pihak lain ada pendapat bahw adasar pilihan permainan untuk anak-anak sedemikian tidak terlalu benar. Anak dapat memegang objek dengan ibu jari dan telunjuknya dan melakukan berbagai manipulasi dengan tangannya, sebelum ia dapat berjalan dan lari, aktivitas yang menggunakan otot-otot besar. Jadi pemilihan materi permainan jangan didasarkan hanya pada apakah otot-otot besar ataupun otot-otot kecil saja, tapi harus ada aktivitas yang menyangkut kedua-duanya. Berdasarkan fakta-fakta fisiologi kiranya aktivitas otot-otot besar memainkan peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal dan selama bertahun-tahun pertumbuhan anak seharusnya mempunyai banyak kesempatan untuk aktivitas semacam itu agar menjadi manusia yang sehat dan berkembang dengan baik. Terlalu sering orang tua cenderung untuk menekankan belajar menulis dad membaca pada usia dini dengan mengorbankan perkembangan tubuhnya. Implikasi bagi pendidikan jasmani adalah pengetahuan tulang kerangka. Tulang kerangka sebagaian besar terdiri atas tulang rawan dan jaringan serat dan akibatnya tulang menjadi lembek. Perlakuannya harus hati-hati agar tidak terjadi kelainan bentuk dan penyimpangan postur tubuh. Tulang punggung sangat lentuk danuntuk perkembangannya perlu mendapat aktivitas fisik yang cocok. Hal tersebut akan  mengurangi kemungkinan pembengkakan.

b.      Masa Pra-sekolah
Selama pra sekolah anak mengembangkan berbagai ketrampilan fisik. Ia mengembangkan keterampilan berlari, memanjat dan melompat. Hal tersebutbukan hanya membantu perkembangan fisik tetapi juga menjadi dasar untuk relaasi sosial. Anak berhubunan dengan teman-teman sebayanya dan belajar bereaksi terhadap lingkungannya. Dalam periode ini anak memeproleh kebahagian  dan kesenangan yang besar sekali dari aktivitas fisik, hal tersebut mempengaruhu kehidupan emosionalnya. Apabila ia memperoleh keterampilan tertentu, ia memperoleh keprcayaan diri. Ia dapat menggunakan tangan dan kakinya dengan lebih baik dan memanfaatkan lebih banyak keterampilannya. Perkembangan motoril ini membuka jalan unyuk lebih banyak belajar dan ia mulai mengeksplorasi lingkungannya.
Tingkat perkembangan keterampilan tertentu pada anak-anak perlu mendapat perhatian. Jika memungkinkan untuk mengembangkan  tersendiri secara terpisah, sampai tingkat tertentu, anak akan melakukannya sebagai bagian pertumbuhan yang wajar dan alami. Beberapa anak berusia dua tahun dengan trampil dapat mengancingkan bajunya. Namun begitu setelah beberapa minggu berlatih, mereka tidak memperlihatkan kelebihan dari sekelompok anak yang lain yang seusia yang tidak berlatih. Keterampilan motorik yang diajarkan pada anak berkaitan dengan kesiapan anak untuk menggunakan dan melakukannya. Kiranya  masih perlu lebih banyak  dilakukan penelitian mengenai keterampilan yang harus dimiliki anak pada berbagai tingkat usia. Masih perlu diketahui lebih banyak lagi tentang keterampilan yang tepat, yang memilili banyak lagi tentang keterampilan yang memiliki nilai sosial, nilai intelektual dan keterampilan yang berguna untuk masa tertentu, serta keterampilan yang perlu dikembangkan yang bermanfaat untuk masa yang akan datang.
Belajar motorik merupakan hal yang ensensial bagi anak dan penting bagi kehidupan sosial dan emosional mereka. Keterampilan mempunyai peranan tertentu dalam perkembangan intlektual. Melalui keterampilan anak mengembangkan konsep-konsep seperti besar dan kecil, berat dan ringan dan memahami gravitasi serta keseimbangan. Secara emosional keterampilan membantu anak dalam memecahkan masalah yang bila tidak sebaliknya dapat membangkitkan kemarahan dan membekukan.

c.       Anak Sekolah Dasar
Selama sekolah dasar anak-anak memproleh keterampilan-keterampilan dasar yang memmpengaruh pada keberadaannya sekarang dan akan dipergunakan selama hidupnya. Bedasarkan kajian  pada orang-orang yang berumur  20 tahun, ternyata bahwa banyak sekali kegemaran dan cara pengisian waktu luang yang didasarkan pada pengalaman waktu masa kanak-kanak. Pendidikan jasmani harus mempertimbangkan ini dan mempunyaiimplikasinya terhadap progam  kerja. Apabila orang dewasa harus memiliki berbagai keterampilan fisik dalam bermacam-macam aktivitas, landasanya harus diletakan pada usia dari hidupnya.
Selama masa sekolah dasr anak berkembang secara sosial. Ia membuat kontrak hubungan melalui aktivitas motorik. Ia diterima dalam kelompok bila berpartisipasi dengan derajat keterampilan tertentu. Ia memperoleh kebebasan dengan mempelajari sesuatu semdiri. Ia menambah pengetahuannya melalui lingkungannya. Dalam semua perkembangan itu, ia memperolehnya melalui keterampilan motorik. Dengan keterampilan motorik anak mengembangkan “keseluruhan” organisme.
Guru pendidikan jasmani perlu mengetahui keterampilan apa yang dimiliki anak pada usia tertentu, masa yang pada umumnya dikuasai dan mana yang hanya dimiliki oleh beberapa anak saja, pentingnya keterampilan dalam hidup anak, faktor lingkungan yang mendukung dan menhambat perkembangan keterampilan. Ini adalah hal-hal yang ensesial pabila pendidikan jasmani akan memberikan sahamnya dalam perkembangan anak.

d.      Masa Adolesen
                        Dalam masa adolesen tubuh mencapai tenaga maksimum apabila menggunakan otot-ototnya. Hal itu juga berlaku dalam kapasitas belajar keterampilan motorik. Selama masa sekolah dasar anak laki-laki memiliki superioritas atas anak perempuan dalam sejumlah banyak aktivitas, seperti dalam lari, lompat dan lempar. Ini, bahkan lebih lagi dalam masa adolesen. Anak laki-laki lebih banyak mempunyai kesempatan untuk beraktivitas tersebut dan juga karena perbedaan. Perbedaan anatomik tertentu. Anak perempuan mempunyai pinggul yang lebih besar dan sudut pangkal pahanya berbeda dengan anak laki-laki. Setelah brumur 13 atau 14 tahun, anak perempuan dan anak laki-laki sebaiknya dipisahkan dalam latihan-latihan fisik yang berat.
Pada pertengahan dan akhir masa adolesen aktivitas pada kebanyakan anak muda ini menjadi berkurang. Sebagian besar berkurangnya aktivitas ini akibat minatnya terhadap pekerjaan tertentu, berkurang dalam jumlah berbagai aktivitas dan  minat sosial serta lainnya yang lebih menguat. Lebih banyak terjadi absensi dalam pelajaran pendidikan jasmani di SLTP dan SLTA dibandingkan dengan sekolah dasar. Penurunan ini berlanjut hingga dewasa dan merupakan masalah bagi pendidikan jasmani. Sebaiknya masyarakat diberi informasi yang lebih baik akan nilai aktivitas yang sesuai sepanjang hayat.

e.       Perbedaan Antara Anak Laki-laki Dan Perempuan
Pinggul perempuan relatif besar dari pada anak laki-laki dan berkembang terus hingga usia 20. Ini berarti bahwa aktivitas yang membebani daerah pinggul harus diberikan secara hati-hati. Anak laki-laki lebih kuat daripada anak perempuan terutama otot-otot sekitas bahu. Tulang pinggung anak perempuan berhubung lebih condong dengan  tulang pinggul dibanding dengan anak laki-laki. Titik pusat gravitasi lebih rendah dari pada anak laki-laki. Perbedaan lainnya ialah lebih stabilnya sendi lutut pada anak perempuan. Lebih panjangnya tulang pada anak laki-laki dan anak laki-laki pada umumnya lebih tinggi dan berat dari pada anak perempuan.

3.    Ketentuan Umum Sesuai Dengan Pertumbuhan Dan Perkembangan Jamani Serta Motorik
                        Berdasarkan pembahasan di muka, beberapa asas umum dapat dikemukakan sehubungan dengan perumbuhan dan perkembangan jasmani dan motorik. Dalam pendidikan jasmani selamanya asas-asas ini perlu dipertimbangkan baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan progam pendidikan jasami bagi anak-anak.
a.       Anak  normal memerlukan aktivitas sebanyak dua sampai enam jam sehari, karena aktivitas tersebut tak dapat berlangsung dalam jam sekolah, waktu yang dipakai dalam jam pelajaran seharusnya berupa aktivitas yang juga dapat dilakukan di luar jam sekolah, waktu bermain.
b.      Selain bakat, keturunan dan kadaan gizi, sistem organik tubuh dapat berkembang hanya melalui aktivitas fisik.
c.       Karena kelembutan dari tulang kerangka anak, perhatian khusus harus diberikan pada pencegahan kelainan pertumbuhan.
d.      Usia fisiologi anak penting untuk pertimbangan dalam menetapkan jenis progam pendidikan jasmani yang cocok dengan pertumbuhan dan perkembangan.
e.       Aktivitas otot-otot besar merupakan hal yang ensensial bagi pertumbuhan dari perkembangan yang baik bagi anak-anak normal.
f.       Berbagai bagian tubuh anak tumbuh dengan kecepatan yang berbeda-beda.
g.      Pertumbuhan dan perkembangan intelektual, sosial dan emosional anak sebagaian besar terjadi melalui aktivitas motorik
h.      Progam keterampilan harus benar-benar memepertimbangkan, tingkat perkembangan anak.
i.        Penyakit, malnutrisi, kekurangan gerak merupakan sebab-sebab gangguan pertumbuhan anak.keterampilan orang dewasa yang dilakukan dalam waktu senggang diperoleh baiknya pada masa anak-anak.
j.        Memperoleh keterampilan membantu anak yang lamban mendapatkan kepuasan dan kegembiraan dalam turut berpatisipasi.
k.      Jenis progam keterampilan yang dibutuhkan anak tidak terlalu jelas dapat ditentukan
l.        Anak-anak laki-laki dan perempuan adolesen harus berpartisipasi dalam progam pendidikan jasmani yang cocok bagi kebutuhannya sesuai dengan nkeadaan fisiologik tubuhnya.
m.    Nilai-nilai aktivitas jasmani bagi semua orang, bagi segala usia dan jenis kelamin perlu mendapatkan perhatian dan semuanya.





1 komentar: